Islamologi bisa di artikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari tentang agama
Islam, Islamologi pada umumnya hanya dikenal oleh kaum kristenisasi, para pendeta roh kudus, evangelis dan penginjil
yang mempelajari Islam dari sudut mata mereka yang penuh dengan
kebencian terhadap agama Islam, kebencian ini mereka dapatkan dari
warisan turun temurun sebagai ajaran 'kasih' dan sudah membudaya di
kalangan kristen sejak jaman penjajahan belanda, dan mereka mempelajari Islam untuk menjatuhklan Islam.
Kristen sangat membenci Rasulullah SAW karena Rasulullah SAW membawa ajaran baru yang sangat bertentangan dengan ajaran Kristen dan mereka habis habisan menghujat Rasulullah dengan bahasa yang tidak semestinya, padahal kehidupan Rasulullah SAW yang sehari harinya tidak pernah kenyang sangat jauh dari fitnah fitnah kristen itu sendiri dan justru Rasulullh SAW memuliakan nabi Isa AS dan menempatkan nabi Isa AS kepada tempat yang semestinya.
Kaum kristen sangat bersemangat memberitakan bible hanya berdasar kepada kepalsuan ayat ayat amanat agung yesus.
Kepalsuan Amanat Agung
Berikut adalah ayat dari kitab matius pasal 28 : 15-20
15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Bisa dilihat bahwa ada kejanggalan ayat sesudah ayat ke 15 dari kitab matius 28, sebenarnya Kitab Matius berakhir pada 28:15 yang berbunyi:
“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”
Kalimat “cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” menunjukkan dan merupakan penutup Kitab Matius yang menjadi cerita yang sudah lama terjadi. Tapi karena Gereja ingin menambah doktrinnya, mereka tanpa malu malu menambah ayat-ayat palsu yang termuat dalam Matius 28:16-20 tersebut, walaupun terasa janggal bagi pembacanya.
Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, mengatakan sebagai berikut:
“This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition”
“Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.”
Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist… reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus.”
“Perintah utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil… memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.”
Kristen sangat membenci Rasulullah SAW karena Rasulullah SAW membawa ajaran baru yang sangat bertentangan dengan ajaran Kristen dan mereka habis habisan menghujat Rasulullah dengan bahasa yang tidak semestinya, padahal kehidupan Rasulullah SAW yang sehari harinya tidak pernah kenyang sangat jauh dari fitnah fitnah kristen itu sendiri dan justru Rasulullh SAW memuliakan nabi Isa AS dan menempatkan nabi Isa AS kepada tempat yang semestinya.
Kaum kristen sangat bersemangat memberitakan bible hanya berdasar kepada kepalsuan ayat ayat amanat agung yesus.
Kepalsuan Amanat Agung
Berikut adalah ayat dari kitab matius pasal 28 : 15-20
15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Bisa dilihat bahwa ada kejanggalan ayat sesudah ayat ke 15 dari kitab matius 28, sebenarnya Kitab Matius berakhir pada 28:15 yang berbunyi:
“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”
Kalimat “cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” menunjukkan dan merupakan penutup Kitab Matius yang menjadi cerita yang sudah lama terjadi. Tapi karena Gereja ingin menambah doktrinnya, mereka tanpa malu malu menambah ayat-ayat palsu yang termuat dalam Matius 28:16-20 tersebut, walaupun terasa janggal bagi pembacanya.
Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, mengatakan sebagai berikut:
“This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition”
“Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.”
Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist… reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus.”
“Perintah utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil… memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.”
Dan akhirnya tanpa
mereka sadari komentar komentar mereka tentang Islamologi hanyalah
menonjolkan kebodohan tentang diri mereka sendiri, hal ini terjadi
karena mereka memahami islam dengan otak yang dipenuhi dengan hawa napsu
yang bersifat negatif yaitu ke iri dengkian sehingga otak mereka tidak
bisa bekerja dengan normal, contohnya mereka tetap beriman bahwa 'tuhan' mereka yaitu yesus
adalah 'tuhan' walaupun 'tuhan' yesus adalah seorang yang penakut karena diburu
oleh tentara romawi sehingga stress dan saking sedihnya 'tuhan' yesus kepengen
mati.
"Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,"
"lalu
kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." matius 26:37-38
Dan bukti rusaknya logika mereka adalah banyaknya pendeta pendeta ngawur yang sok tahu tentang agama Islam
yang bahkan tak segan segan untuk berbohong bahkan demi tuhan mereka
sendiri....
Pendeta
Antonius Richmon Bawengan menipu umat Islam dengan penafsiran
“shirathal mustaqiim” (jalan yang lurus) yang keliru dengan tudingan
sbb:
.
.
“Penganut
Agama Arabi mentaati ketentuan untuk menyembah Allah, antara lain
dalam bentuk shalat 5 waktu, yang berlangsung 17 rekaat setiap hari.
Dalam setiap rekaat shalatnya, umat Muhammad umumnya melafazkan
Al-Fatihah, yang berisi antara lain: “…Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau telah anugerahkan nikmat kepada mereka…”
.
.
17 kali sehari kalimat permohonan itu diucapkan oleh muslim yang takwa. Hari
ini belum dikabulkan, besok memohon lagi. Tidak dikabulkan, lanjut
dengan permohonan di hari berikutnya. 6100 kali dimohonkan dalam
setahun, tidak terkabul juga. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini,
sesudah 15 abad agama Islam berkembang, permohonan tentang Jalan yang
lurus itu berlanjut terus.
Tuduhan pendeta ini picik dan licik. Padahal Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa jalan yang lurus yang dimaksud surat Al-Fatihah ayat 6 dalam ayat berikutnya:
“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” (Al-Fatihah 7).
Menurut ayat ini, kriteria jalan yang lurus itu ada dua, yaitu:
“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” (Al-Fatihah 7).
Menurut ayat ini, kriteria jalan yang lurus itu ada dua, yaitu:
1.
Jalannya orang-orang yang telah mendapat nikmat dan ridha Allah,
yaitu: para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin karena mereka adalah
orang-orang yang selalu taat dan istiqamah dalam beribadah. Golongan
ini sesuai dengan firman Allah:
.
.
“Orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya” (Qs An-Nisa’ 69).
.
.
2. Jalan yang lurus itu kontradiktif dengan jalan orang yang dimurkai Allah dan jalan orang yang sesat. Golongan ‘Al-Magdhub alaihim’
(orang yang dimurkai Allah) adalah umat Yahudi, kaum yang mengetahui
kebenaran akan tetapi enggan mengamalkannya. Dalam surat Al Ma’idah 60,
orang Yahudi disebut “man la’anahullahu wa ghadhiba alaihi,” artinya: orang yang dikutuk/dilaknat dan dimurkai Allah, sehingga di antara mereka dijadikan kera dan babi.
.
.
Sedangkan golongan ‘Adh-dholliin’
(orang-orang yang sesat) adalah umat Nasrani, kaum yang bersemangat
untuk beramal ibadah tapi tidak didasari ilmu (Al-Ma’idah 77).
Pengertian
ini sesuai dengan makna hadits, di mana Adi bin Hatim RA bertanya
kepada Nabi SAW, “Siapakah yang dimurkai Allah itu?” Nabi SAW menjawab,
“Al-Yahud (Yahudi).” “Dan siapakah yang sesat itu?” Nabi SAW menjawab,
“An-Nashara (Nasrani)”.
....Pendeta Richmon melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus.Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan zaman....
....Pendeta Richmon melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus.Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan zaman....
Pendeta
Richmon melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus.
Menurutnya, jika Islam adalah agama yang lurus, mengapa umat Islam
masih berdoa minta ditunjuki jalan yang lurus dalam shalat?
.
.
Ini
adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan zaman. Perlu
diketahui, bahwa orang yang berdoa “tunjukilah kami jalan yang lurus”
itu bukan berarti sedang berada di jalan yang sesat sehingga minta
ditunjuki jalan yang lurus.
.
.
Doa ini bermakna: Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim
(jalan yang lurus) yaitu Islam. Maksudnya, mohon agar Allah
mengaruniakan keteguhan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, dan
mohon agar dijauhkan dari jalan golongan yang sesat dan dimurkai.
.
.
Doa
ini selalu diulang-ulang dalam shalat, karena setiap manusia selalu
membutuhkan hidayah pada segala kesempatan, baik malam maupun siang
hari. Manusia beriman selalu butuh hidayah untuk tetap teguh di jalan
yang lurus, karena hati manusia berbolak-balik yang bisa dipengaruhi
oleh lingkungan. Apalagi, di nusantara ini para penginjil berkeliaran
mencari mangsa untuk dimurtadkan dengan segala cara, termasuk cara-cara
licik dan bengis.
.
.
Setiap
Muslim tidak ada yang tahu apakah dia akan teguh di dalam Islam atau
tidak, maka ia harus selalu memohon kepada Allah agar diteguhkan di
jalan-Nya dan diberi husnul khatimah (akhir hayat yang baik).
.
.
Al-Qur'an
menekankan perlunya istiqamah di jalan Allah, sehingga umat Islam yang
sudah di jalan lurus, masih diperintah berdoa agar meminta hidayah
istiqamah di jalan Islam yang lurus itu.
.
.
Bahkan kepada orang yang beriman pun, Allah menegaskan perintah agar tetap teguh beriman kepada-Nya: “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya” (An-Nisa’ 136).
.
.
Kesesatan
Pendeta Richmon dalam memahami doa dalam surat Al-Fatihah itu terjadi
karena logika teologinya sudah korslet. Karena berdoa minta ditujuki
jalan yang lurus, maka dengan ceroboh disimpulkan bahwa umat Islam
berada dalam kesesatan karena ditipu oleh Allah. Na’udzubillah min dzalik!
Jika
diterapkan dalam kekristenan, maka logika rusak Pendeta Richmon bisa
melahirkan teologi yang jauh lebih rusak yang berisi penghinaan kepada
Tuhan dalam Bibel.
Misalnya,
dalam Injil Yohanes 17:1 Yesus menengadah ke langit dan berdoa: “Bapa,
telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu
mempermuliakan Engkau.” Berdasarkan logika Pendeta Richmon, maka ayat ini wajib dipahami bahwa Yesus belum dimuliakan Tuhan dan sebaliknya Yesus belum memuliakan Tuhan.
.
.
Dalam Injil Matius 6:9 dan Lukas 11:2 Yesus memanjatkan Doa Bapa Kami: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.” Bila logika teologi Pendeta Richmon diterapkan, maka ayat ini harus dipahami bahwa Tuhan tidak Maha Suci, sehingga harus didoakan umatnya. Apakah Tuhannya Yesus tidak Maha kudus?
Dalam
Injil Matius 6:11 Yesus berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini makanan
kami yang secukupnya.” Berdasarkan logika Pendeta Richmon, maka ayat
ini wajib disimpulkan bahwa seumur hidupnya Yesus dan para muridnya
selalu hidup dalam kelaparan (Jawa: kaliren) sehingga harus berdoa minta makan kepada Tuhan tiap pagi.
Dalam
Injil Matius 6:12 Yesus berdoa: “Ampunilah kami akan kesalahan kami.”
Bila umat Kristen memakai logika Pendeta Richmon, maka ayat ini harus
dipahami bahwa Yesus dan para muridnya adalah sekelompok pendosa
sehingga harus berdoa minta ampun dari kesalahannya setiap hari!
Dalam
Injil Matius 6:13 Yesus berdoa: “Dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Jika logika
teologi Pendeta Richmon diterapakan, maka ayat ini harus dipahami bahwa
Yesus dan para pengikutnya adalah orang-orang yang selalu berkubang
dalam percobaan dan kejahatan, sehingga mereka berdoa tiap pagi, minta
dilepaskan dari pencobaan dan kejahatan.
Begitulah umat kristen yang telah di sesat kan oleh tuhan mereka sendiri hingga gampang sekali percaya akan kedustaan
“Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta” (2 Tesalonika 2:11).
“Dilalukan-Nya hati dari dalam penghulu-penghulu di atas bumi; disesatkan-Nya mereka itu di gurun yang tiada jalannya. Mereka itu merayau-rayau dalam kegelapan, di tempat tiada terang. Disesatkan-Nya mereka itu seperti orang mabuk” (Ayub 12:24-25, Alkitab terjemahan lama).
“Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya. Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya; dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk."” (Ayub 12:24-25 alkitab terjemahan baru).
Tak hanya mendatangkan kesesatan, Bibel juga menyebutkan bahwa Tuhan membiarkan orang tersesat dari jalan-Nya: “Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu?” (Yesaya 63:17).
Betapa bejatnya logika teologi letterlijk itu.
Maka Pendeta Richmon Bawengan dan para penginjil lainnya harus membuang logika teologi yang rusak bila ingin selamat dunia dan akhirat. Bukankah teologi rusak itu telah terbukti melahirkan kerusuhan umat beragama di Temanggung?
Maka Pendeta Richmon Bawengan dan para penginjil lainnya harus membuang logika teologi yang rusak bila ingin selamat dunia dan akhirat. Bukankah teologi rusak itu telah terbukti melahirkan kerusuhan umat beragama di Temanggung?
Baca artikel terkait: